Evolusi Wayang

Jumat, 30 Maret 2012

Wayang jika pada zaman dahulu tebuat dari kulit sapi, yang diukir dan dan diwarnai sedemikian rupa, namun pada zaman sekaran terdapat jenis wayang baru. Yaitu wayang suket (rumput). Wayang suket ini pun ada dua. Wayang suket yang diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Slamet Gundono berbeda dengan wayang suket yang dibuat oleh M. Tholib Prasojo. Jika wayang suket Slamet Gundono lebih bebas bentuknya dan aliran ceritanya, sedangkan wayang suket karya M. Tholib Prasojo benar-benar wayang sesuai dengan bentuk sebenarnya wayang kulit namun bahannya  terbuat dari suket/rumput. Selain itu, pertunjukan wayangnya, juga bukan asal pertunjukan biasa. Thalib dengan sengaja meminta sang dalang untuk memainkan karya wayangnya secara klasik. Artinya, betul-betul diperlakukan sebagaimana wayang kulit biasanya, bukan ”wayang-wayangan”. Lakonnya pun dipilih lakon serius. Inilah yang membedakan dengan lakon wayang Slamet Gundono.

Selama ini M. Thalib Prasojo membuat karya wayang suket sebagai salah satu bentuk ekspresi dalam karya seni rupanya. Untuk pementasan kali ini, sudah didahului dengan workshop pembuatan wayang suket pada siswa-siswa SMKN XI (eks SMSR). Hasil karya workshop ini kemudian ikut disertakan dalam pementasan wayang di SMKN IX. Sebagaimana diketahui, SMSR semula merupakan bagian atau jurusan seni rupa dari SMKI. Maka kolaborasi kedua sekolah ini untuk mengenang kebersatuan mereka, sekaligus menarik minat anak-anak muda terhadap studi kesenian, khususnya jurusan pedalangan yang selama ini sangat sepi peminat. Pergelaran selama 90 menit dengan penata gending Bambang SP ini menjadi bagian dari pentas rutin dua bulanan yang dilakukan di SMKN IX.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.